Jumat, 17 Agustus 2012

R4m4dh4n 1433 H

Masih di bulan Ramadhan...
Ramadhan ke 2 bersama Mr. Hendrakun dan kami masih berdua :)
Ramadhan yang tentu aja aku berharap dapat menjumpainya lagi di tahun depan.
Mudah-mudahan... aamiin.

Ramadhan kali ini bener-bener tanpa hujan cuma panas yang ada.
Bagaimanapun tetap harus disyukuri karena masih diberi kesempatan menempa diri ini
untuk menjadi someone yang lebih baik lagi. Aamiin.
Ramadhan pertama di rumah tanpa disibukkan dengan kerjaan kantor, karena eike sudah resign boo.... :)
Melewati waktu2nya adalah kenikmatan tersendiri. Nyamannya ibadah sepenuh jiwa raga. Tidak dengan waktu-waktu sisa karena terbagi waktu bekerja. Ibarat orang bawa Toyota Alphard lewat pasar cibinong pada saat ngabuburit sore hari, macet, padat merayap, ga tenang takut bodynya yang lux itu kesenggol motor or angkot  #waswas khawatir sangat :(

Momen puasa seperti ini benar-benar yang kunantikan...
Dimana di bulan lain kita ga akan nemuin yang namanya sholat taraweh, mengkhatamkan Qur'an, ngabuburit, bukber (buka bersama), kolang kaling, sop buah, kolak, sahur sampe mudik ... mendadak jadi populer di jagat Indonesia. Ga terasa Ramadhan sehari lagi.
Ketenangan paginya akan lenyap, kesyahduan malamnya akan segera berganti. Sedih rasanya.
Kalau waktu aku kecil, makna ramadhan hanya karena waktunya libur, waktunya bisa main kembang api, waktunya lebaran dan bisa punya uang recehan yang banyak juga baju baru. Tapi menjalaninya sungguh teramat berat sekali. Mungkin kadang menjalaninya dengan keterpaksaan. Sebulan puasa udah kaya setahun lamanya. Pengennya cepet-cepet lebaran atau... bulannya tetap Ramadhan tapi ga pake yang namanya puasa. Lhoo ??

Kemudian sekarang, kenapa rasanya jadi berubah??, Ramadhan jadi sangat dirindukan hadirnya dan kepergiannya menjadi kepedihan. Yang terpikir cuma... kira-kira tahun depan masih punya kesempatan untuk ketemu lagi ga ya???? #meloww... >,<;

Semoga.... Allahumma aamin





Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerita Tentang Bude


Sahur, dini hari jantungku berdegub membaca status facebook bu Fahriati… rasanya baru kemaren aku nanya sama mas Danu (Putra pertama bude)  tentang kondisi bude yang sedang dirawat di RSCM karena tetanus pada luka kankernya. Sudah seminggu lebih bude dirawat. Sampai selama itu aku udah punya niatan mau nengokin bude di rumah sakit. Tapi belum kesampaian niatnya, bude udah keburu berpulang ke Rahmatullah… di bulan baik ini 15 Ramadhan 1433 H 

إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعون

Sedih banget rasanya, beliau bukan anggota keluargaku, beliau juga bukan seorang ibu yang aku kenal sejak lama. Aku kenal beliau baru 2 tahun 8 bulan. Sosoknya sangat kukagumi karena kebaikannya, ketegarannya, kekuatannya dan kesabarannya dalam menghadapi sakitnya membuat pengalaman hidupnya cemerlang. Tak perlulah menang olimpiade atau menang kampanye pemilihan gubernur, atau menjadi profesor. Yang membuat pengalaman hidup seseorang gemilang dan menadi populer. Cukuplah menjadi teladan yang baik bagi keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Menjadi orang baik yang tulus… Dan semua tau ketulusan bukanlah topeng, tidak bisa dibuat-buat. Ketulusan itu dari hati.

Bude… akan selalu aku kenang sebagai orang yang baik. Kalau ingat saat-saat bersamanya dulu. Sering kujumpai cemilan di atas meja kerjaku tanpa kata, atau saat aku kurang sehat di kantor, beliau yang selalu ada menemani, hanya sekedar menanyakan kondisiku atau bahkan memijit kepala, tangan dan kakiku. Dan suatu hari di saat mengalaminya di kantor, beliau memijit kepalaku sampai aku tertidur. Dan ketika aku bangun beliau sudah tidak lagi di sebelahku. Lagi-lagi selalu pergi tanpa kata setelah memberi perhatiannya. Atau saat-saat dimana aku curcol masalah pekerjaan, keluarga dan apapun beliau selalu menjadi pendengar yang baik. Di sana… di mushola IHF tempat kita… Bude, sosoknya akan mudah aku jumpai di lorong setelah jam belajar usai. Beliau sibuk mencari anak-anak jemputannya, memanggil-manggil mereka untuk segera masuk ke dalam mobil APV biru dan mengantar mereka pulang ke rumahnya masing-masing.

Bude, seorang ibu yang jaraknya 20 tahun denganku telah menjadi sahabat buatku. Kini namanya tertulis pada sebuah nisan. Raganya tak lagi dapat kutemui di kantor, di dunia. Hanya doa yang bisa kupanjatkan untuknya.

   اللّهُمّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا. وَاعْفُ عَنْهَا

اَللَّهُمَّ هَذَهِ اَمَتُكَ وَبِنْتُ عَبْدَيْكَ , خَرَجَتْ مِنْ رَوْحِ الدُّنْيَا وَسَعَتِهَا , وَمَحْبُوْبِهَا وَأَحِبَّائِهَا فِيْهَا إِلَى ظُلْمَةِ الْقَبْرِ وَمَاهِيَ لاَقِيَتْهُ , كَانَتْ تَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ , وَأَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ , وَأَنْتَ أَعْلَمُ بِهَا مِنَّ
اَللَّهُمَّ إِنَّهَا نَزَلَتْ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهَا , وَأَصْبَحَتْ فَقِيْرَةً إِلَى رَحْمَتِكَ , وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهَا , وَقَدْ جِئْنَاكَ رَاغِبِيْنَ إِلَيْكَ , شُفَعَاءَ لَهَا
اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَتْ مُحْسِنَةً فَزِدْ فِيْ إِحْسَانِهَا , وَإِنْ كَانَتْ مُسِيْئَةً فَتَجَاوَزَ عَنْهَا , وَلَقِّهَا ب, رَحْمَتِكَ رِضَاكَ , وَقِهَا فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابِهِ . وافْتَحْ لَهَا فِيْ قَبْرِهَا , وَجَافِ اْلأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهَا ، وَلَقِّهَا بِرَحْمَتِكَ اْلأَمْنَ مِنْ عَذَابِكَ حَتىَّ تَبْعَثَهَا إِلَى جَنَّتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


Sosok bude pasti akan dirindukan murid-murid, semua orang yang pernah mengenalnya tak terkecuali aku. Selamat jalan bude... I'll miss u

I luv u bude Ida Kusumawati