Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerita Tentang Bude


Sahur, dini hari jantungku berdegub membaca status facebook bu Fahriati… rasanya baru kemaren aku nanya sama mas Danu (Putra pertama bude)  tentang kondisi bude yang sedang dirawat di RSCM karena tetanus pada luka kankernya. Sudah seminggu lebih bude dirawat. Sampai selama itu aku udah punya niatan mau nengokin bude di rumah sakit. Tapi belum kesampaian niatnya, bude udah keburu berpulang ke Rahmatullah… di bulan baik ini 15 Ramadhan 1433 H 

إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعون

Sedih banget rasanya, beliau bukan anggota keluargaku, beliau juga bukan seorang ibu yang aku kenal sejak lama. Aku kenal beliau baru 2 tahun 8 bulan. Sosoknya sangat kukagumi karena kebaikannya, ketegarannya, kekuatannya dan kesabarannya dalam menghadapi sakitnya membuat pengalaman hidupnya cemerlang. Tak perlulah menang olimpiade atau menang kampanye pemilihan gubernur, atau menjadi profesor. Yang membuat pengalaman hidup seseorang gemilang dan menadi populer. Cukuplah menjadi teladan yang baik bagi keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Menjadi orang baik yang tulus… Dan semua tau ketulusan bukanlah topeng, tidak bisa dibuat-buat. Ketulusan itu dari hati.

Bude… akan selalu aku kenang sebagai orang yang baik. Kalau ingat saat-saat bersamanya dulu. Sering kujumpai cemilan di atas meja kerjaku tanpa kata, atau saat aku kurang sehat di kantor, beliau yang selalu ada menemani, hanya sekedar menanyakan kondisiku atau bahkan memijit kepala, tangan dan kakiku. Dan suatu hari di saat mengalaminya di kantor, beliau memijit kepalaku sampai aku tertidur. Dan ketika aku bangun beliau sudah tidak lagi di sebelahku. Lagi-lagi selalu pergi tanpa kata setelah memberi perhatiannya. Atau saat-saat dimana aku curcol masalah pekerjaan, keluarga dan apapun beliau selalu menjadi pendengar yang baik. Di sana… di mushola IHF tempat kita… Bude, sosoknya akan mudah aku jumpai di lorong setelah jam belajar usai. Beliau sibuk mencari anak-anak jemputannya, memanggil-manggil mereka untuk segera masuk ke dalam mobil APV biru dan mengantar mereka pulang ke rumahnya masing-masing.

Bude, seorang ibu yang jaraknya 20 tahun denganku telah menjadi sahabat buatku. Kini namanya tertulis pada sebuah nisan. Raganya tak lagi dapat kutemui di kantor, di dunia. Hanya doa yang bisa kupanjatkan untuknya.

   اللّهُمّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا. وَاعْفُ عَنْهَا

اَللَّهُمَّ هَذَهِ اَمَتُكَ وَبِنْتُ عَبْدَيْكَ , خَرَجَتْ مِنْ رَوْحِ الدُّنْيَا وَسَعَتِهَا , وَمَحْبُوْبِهَا وَأَحِبَّائِهَا فِيْهَا إِلَى ظُلْمَةِ الْقَبْرِ وَمَاهِيَ لاَقِيَتْهُ , كَانَتْ تَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ , وَأَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ , وَأَنْتَ أَعْلَمُ بِهَا مِنَّ
اَللَّهُمَّ إِنَّهَا نَزَلَتْ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهَا , وَأَصْبَحَتْ فَقِيْرَةً إِلَى رَحْمَتِكَ , وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهَا , وَقَدْ جِئْنَاكَ رَاغِبِيْنَ إِلَيْكَ , شُفَعَاءَ لَهَا
اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَتْ مُحْسِنَةً فَزِدْ فِيْ إِحْسَانِهَا , وَإِنْ كَانَتْ مُسِيْئَةً فَتَجَاوَزَ عَنْهَا , وَلَقِّهَا ب, رَحْمَتِكَ رِضَاكَ , وَقِهَا فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابِهِ . وافْتَحْ لَهَا فِيْ قَبْرِهَا , وَجَافِ اْلأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهَا ، وَلَقِّهَا بِرَحْمَتِكَ اْلأَمْنَ مِنْ عَذَابِكَ حَتىَّ تَبْعَثَهَا إِلَى جَنَّتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


Sosok bude pasti akan dirindukan murid-murid, semua orang yang pernah mengenalnya tak terkecuali aku. Selamat jalan bude... I'll miss u

I luv u bude Ida Kusumawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar